Jumrah

Lempar jumrah merupakan salah satu momen penting dalam rangkaian ibadah haji. Dalam momen ini, jemaah haji meneguhkan tekad mereka untuk melawan godaan setan dan memperkuat iman. Lempar jumrah bukan sekadar ritual melempar batu. Ini adalah simbolisasi dari perlawanan terhadap bisikan jahat yang selalu berusaha menyesatkan manusia. Setiap lemparan batu adalah ungkapan keberanian dan komitmen jemaah untuk tidak terpengaruh oleh godaan tersebut. Dalam setiap langkah menuju jumrah, jemaah haji menunjukkan tekad yang kuat. Momen ini menjadi titik refleksi untuk memperbaharui iman dan bertekad menjalani hidup yang lebih baik setelah kembali dari ibadah ini. Dengan demikian, lempar jumrah bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga perjalanan spiritual yang mendalam. Ini adalah waktu yang tepat untuk merenungkan makna iman dan perlawanan terhadap segala bentuk keburukan. Setiap lemparan batu ke arah tiang menjadi penegasan tekad para jemaah untuk teguh di jalan Allah SWT.

Lontar Jumrah adalah salah satu ritual dalam ibadah haji yang melibatkan pelemparan tujuh kerikil ke arah tiang jumrah. Aktivitas ini melambangkan perlawanan terhadap godaan setan, terinspirasi dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Sejarah di Balik Lontar Jumrah

Kisah ini dimulai ketika Nabi Ibrahim menerima perintah dari Allah melalui mimpi untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail. Dalam perjalanan untuk melaksanakan perintah tersebut, Nabi Ibrahim dihadang oleh setan yang mencoba menggoda dan meragukannya.

  1. Jumrah ‘Aqabah: Saat hendak menyembelih Ismail, setan muncul di tempat pertama, Jumrah ‘Aqabah. Dengan keyakinan yang kuat, Nabi Ibrahim melempari setan dengan tujuh batu kerikil, menunjukkan keteguhan imannya.

  2. Jumrah Wustha: Setan kembali muncul di Jumrah Wustha, namun Nabi Ibrahim tetap tidak goyah. Ia melempari setan lagi dengan batu kerikil sebagai bentuk penolakan terhadap godaan tersebut.

  3. Jumrah Sughra: Akhirnya, di Jumrah Sughra, setan mencoba untuk menggoda Nabi Ibrahim sekali lagi. Namun, Nabi Ibrahim mengusirnya dengan tujuh lemparan kerikil, yang menandakan bahwa imannya tidak akan pernah pudar.

Setelah melewati semua ujian tersebut, Nabi Ibrahim akhirnya bersiap untuk menyembelih Ismail. Namun, Allah SWT menggantikan Ismail dengan seekor domba, sebagai tanda kasih sayang-Nya.

Makna Lontar Jumrah

Lontar Jumrah bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga simbol dari keteguhan iman dan kepatuhan kepada Allah. Melalui pelemparan kerikil ini, setiap jemaah haji mengingat perjuangan Nabi Ibrahim dan menguatkan tekad mereka untuk menolak segala bentuk godaan.

Dengan memahami sejarah dan makna di balik Lontar Jumrah, kita dapat lebih menghargai setiap langkah dalam ibadah haji. Ritual ini mengajarkan kita untuk tetap teguh dalam iman dan berani menghadapi segala cobaan dalam hidup.

WhatsApp Image 2024-06-18 at 01.24.08_a4e00d2a